Tumor Mielum dimulai dari foramen magnum (C2) dan berakhir pada vertebra L1. Pada manusia terdapat ascenden medulare sehingga pada orang dewasa tumor mielum dalam ruang vertebra akan naik dan berhenti pada vertebra L1. Oleh karena itu mielum lebih pendek dari vertebra, maka tinggi segmen tempat keluarnya saraf berbeda dengan korpus vertebra.
Secara klinis yang terpenting dari myelum adalah kornu anterior dan tiga traktus yang antara lain traktus kortikospinalis (traktus piramidalis), traktus spinotalamikus (membawa impuls nyeri dan suhu) dan funikulus posterior (membawa impuls deep sensibility).
Gangguan pada traktus spinotalamikus menyebabkan kontralateral dan gangguan pada funikulus posterior menyebabkan kelainan yang homo lateral.
Tumor-tumor myelum di klasifikasikan berdasarkan lokasinya sebagai ekstramedular atau intramedular. Tumor ekstramedular dapat digolongkan menjadi ekstra dural (sarcoma vertebra, fibroma, lipoma, angiolipoma, neurinoma) atau intradural (meningioma, neurinoma, ependimoma ektopik). Kebanyakan tumor intramedular adalah glioma, ependimoma, atau angioma.
Pemeriksaan yang harus diperiksa adalah menentukan batas lesi. Sensibilitas harus diperiksa secara teliti. Harus dibandingkan dengan antara daerah yang normal dan daerah yang sakit. Batas lesi dapat menentukan letak pada segmen myelum. Kelainan motoris spastik yang terganggu biasanya akibat adanya gangguan pada traktus piramidalis. Pemeriksaan saraf otonom yang harus dilakukan dengan tes prespirasi.
Pada pasien ini di dapatkan klinis yang awalnya diapatkan hanya parestesi ringan di ekstrimitas inferior. Lalu setelah 3 tahun kemudian pasien menjadi parese di ekstrimitas bagian inferior secara progresif, sehingga pasien menjadi lumpuh pada 6 bulan terakhir.
Di dapatkan retensio urine dan retensio alvi. Dan didapatkan penurunan produksi keringat pada umbilicus kearah distal. Sehingga dapat disimpulkan terdapat lesi pada daerah otonom setinggi thorax 10.
Dari keluhan di dapatkan progresifitas secara cepat selama 4 tahun ini. Sehingga dapat di dapatkan assesement yaitu suatu neoplasma setinggi thoracal 10 extrameduler intradural dd meningioma dd schwanoma.
Perjalanan penyakitnya awalnya tumor tersebut menekan daerah anterolateral traktus spinotalamicus anterior yang semakin lama semakin membesar dan menekan traktus piramidalis dan 6 bulan terakhir ini penekanan yang progresif mencapai daerah traktus proprius sebagai akibat kompresi medulla spinalis sehingga di dapatkan retensi urine dan retensi alvi pada thoracal 10.
Terapi utama untuk kasus ini adalah operasi (dekompressive laminectomi). Perlu diingat bahwa sel-sel Ca setelah operasi sering residif.
Prognosis tergantung dari diagnosa dini dan lokasi tumor. Untuk tipe tumor intradural ekstramedular, prognosisnya lebih baik daripada intramedular oleh karena sulit dilakukan tindakan operasi. Metastase dapat menjadi penentu dalam prognosis pasien.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar