Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Kejang Pada Anak

Written By Anatomic on Rabu, 20 April 2011 | 00.28

Kejang pada anak merupakan manifestasi klinik dari aktivitas neuron yang berlebihan di dalam korteks serebral. Hampir 5 persen anak berumur di bawah 16 tahun setidaknya pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya. Kejang penting sebagai suatu tanda adanya gangguan neurologis. Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau cenderung menjadi status epileptikus.

Langkah awal dalam menghadapi kejang adalah memastikan apakah gejala saat ini kejang atau bukan. Selanjutnya melakukan identifikasi kemungkinan penyebabnya. Tatalaksana kejang seringkali tidak dilakukan secara baik. Karena diagnosis yang salah atau penggunaan obat yang kurang tepat dapat menyebabkan kejang tidak terkontrol, depresi nafas dan rawat inap yang tidak perlu.

Kejang pada anak bisa juga dikarekan karena anak tersebut menderita Epilepsi. Sebagai oarng tua harus waspada terhadap serangan kejang pada anak agar secepatnya dilakuan pengobatan dan jika sewaktu-waktu anak mengalami kejang para orang tua bisa segera melakukan pertolongan segera dengan secepatnya membawa anak ke Rumah sakit sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
00.28 | 0 komentar | Read More

Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin Sederhana

Written By Anatomic on Senin, 18 April 2011 | 11.52

Pemeriksaan Laboratorium darah rutin sederhana yg paling sering dilakukan,
dapat dikerjakan dengan cara manual atau dengan alat hitung sel darah otomatis.
cara manual sudah banyak dilakukan dan beberapa cara manual masih menjadi metode acuan. Yang termasuk pemeriksaan ini:
- Kadar Hb
- Hematokrit (Hct) atau Packed Cell Volume (PCV)
- Hitung Eritrosit (RBC), lekosit(WBC), trombosit (Plt)
- Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
- Hitung Jenis Lekosit
- Evaluasi Hapusan Darah Tepi - Hitung Retikulosit - Laju Endap Darah (LED)

Pemeriksaan Laboratorium darah rutin sederhana perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit, selain itu dapat juga digunakan untuk mencari suatu kelainan atau penyakit yang tidak dapat diditeksi dari pemeriksaan luar. Dilakukan jika gejala suatu penyakit tidak muncul dan untuk memonitoring atau memantau keadaan fisik seseorang yang menderita penyakit menahun.

11.52 | 0 komentar | Read More

Gejala penyakit Kusta

Written By Anatomic on Sabtu, 16 April 2011 | 21.32

Gejala penyakit Kusta Pertama kali pasien merasakan kaki kirinya yang mati rasa sejak 5 tahun yang lalu. Kemudian tangan kiri dan kanan timbul bercak-bercak putih yang mati rasa serta terasa cekot-cekot sejak 2 tahun yang lalu, oleh pasien diobati dengan kalpanax karena bentuknya yang menyerupai jamur. Bercak putih tersebut menghilang tapi masih terasa cekot-cekot. Tidak ada keluhan lainya.

Pasien memeriksakan diri ke puskesmas mayangan sejak 2 bulan yang lalu dan dilakukan tes sentuh dengan kapas. Kemudian pasien diberi obat dan diminum teratur oleh pasien. Setelah minum obat tersebut bercak putihnya menghilang dan cekot-cekotnya berkurang, namun kulit pasien menjadi lebih gelap.

Gejala penyakit Kusta juga ditemukan pada teman pasien, yang sakit seperti ini dan juga sedang dalam masa pengobatan di puskesmas. Tetangga pasien dulu juga ada yang sakit seperti ini, tetapi sudah sembuh setelah berobat di puskesmas. Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini. Riwayat kecelakaan atau jatuh disangkal, riwayat kencing manis dan darah tinggi disangkal.
21.32 | 0 komentar | Read More

Gejala Suara Parau Mengganggu Aktifitas Sehari-hari

Written By Anatomic on Kamis, 07 April 2011 | 23.34

Gejala suara parau mengganggu aktifitas sehari-hari perlu dikenali dan diketahui penyebabnya. Suara parau merupakan istilah penderita yaitu perubahan kualitas suara menjadi kasardan bernada rendah merupakan gejala dan bukan penyakit

Keluhan utama :

- durasi, hilang timbul, pernah normal lagi ?

Faktor presipitasi :

- dimulai dengan ISPA / teriak ?

Riwayat medis yang lalu :

- trauma, pasca op. / intubasi, hipotiroid ?

Gejala yang berhubungan :

- disfagia, batuk kronis, alergi, sesak napas

Kebiasaan Hidup:

- rokok, alkohol, vocal misuse/abuse

- pekerjaan

Riwayat obat-obatan :

efek samping

- kekeringan mukosa

- obat jantung

- hormon

PENYEBAB SUARA PARAU

RADANG:

1.LARINGITIS AKUT

2.LARINGITIS KRONIS

3.NEUROLOGIS:

- PARESIS ADUKTOR

4.TUMOR:

5.BENIGNA:

- PAPILOMA

- NODUL VOKAL

- GRANULOMA, POLIP, HEMANGIOMA, DLL

6.MALIGNA

Vocal abuse: perilaku atau kejadian yg menyebabkan trauma pada korda vokalis.

misalnya: banyak bicara, bersihkan tenggorok, batuk, menghirup iritan, merokok, berteriak

Vocal misuse: penggunaan suara yang salah.

misalnya: bicara terlalu keras, bicara dg nada tinggi atau rendah yg abnormal.

Gejala dan penyebab suara parau mengganggu aktifitas sehari-hari bisa di dikenali dengan ciri2 seperti diatas sehingga bisa dilakukan pencegahan agar tidak mengganggu aktitas.
23.34 | 0 komentar | Read More

Keloid adalah Bekas Luka yang Tumbuh dan Membesar secara Berlebihan Melebihi Batas Luka Aslinya

Written By Anatomic on Rabu, 06 April 2011 | 01.54

Keloid adalah bekas luka yang tumbuh dan membesar secara berlebihan melebihi batas luka aslinya. Keloid mengandung fibroblast dan firil kolagen dalam densitas yang tinggi. Keloid berbeda dengan kulit normal yang sehat karena kayanya vaskularisasi, densitas sel mesenkim yang tinggi, serta menebalnya lapisan sel epidermis.

Keloid termasuk jinak, namun dapat memberikan rasa nyeri dan atau gatal, serta dapat membesar dalam ukuran. Meskipun jinak, keloid dapat memberikan dampak psikososial pada individu yang terkena yang patut untuk dipertimbangkan. Dampak psikososial yang akan dihadapi individu yang mempunyai keloid disebabkan karena perubahan kosmetik yang dapat mempengaruhi penampilan individu tersebut terutama bila keloid sangat besar ukurannya dan didapatkan pada daerah yang terlihat; perasaan tidak nyaman dan nyeri yang ditimbulkan; iritasi yang timbul bila terkena gesekan; terbatasnya pergerakan bila keloid sangat luas atau bila telah terjadi perlekatan yang disebut dengan kontraktur akan menyebabkan hilangnya fungsi bila terjadi di daerah persendian; dan bila individu yang terkena mengetahui bahwa keloid dapat timbul lagi setelah pemberian terapi termasuk setelah dilakukan pembedahan.

Terapi keloid dapat berupa terapi medikamentosa, terapi pembedahan, maupun radioterapi. Namun, tidak ada satupun intervensi yang efektif yang dapat menjamin hilangnya keloid. Fisiopatogenesis keloid belum terlalu jelas dalam literatur medis, meskipun hal ini telah banyak menjadi focus penelitian. Hal ini mengarahkan pada terapi empiris. Salah satu yang paling sering digunakan ialah terapi kortikosteroid intralesi yaitu dengan triamsinolon asetonida.

Triamsinolon asetonida seperti telah disebutkan di atas termasuk golongan kortikosteroid yaitu glukokortikoid. Injeksi triamsinolon asetonida intralesi akan menyebabkan turunnya sintesis kolagen yang merupakan hasil dari hipoaktivitas fibroblast, menurunnya kepadatan fibroblast atau juga maturasi dari sel-sel tersebut. Untuk meningkatkan disintegrasi kolagen di mana pada keloid didapatkan padatnya jaringan kolagen dan fibroblast, triamsinolon asetonida diduga dapat menurunkan secara signifikan jumlah alpha-1-antitrypsin and alpha-2-macroglobulin yang pada keloid didapatkan meningkat dan merupakan inhibitor alami dari kolagenase pada kulit manusia.

Keloid dapat dipicu oleh luka pada kulit, seperti luka bakar, gigitan serangga, acne, luka tindik, sayatan pada proses pembedahan, bekas cacar air, maupun luka bekas suntikan vaksinasi. Keloid lebih umum ditemukan pada wanita muda yaitu pada usia lebih muda dari 30 tahun dan berkulit gelap seperti bangsa Afrika-Amerika. Keloid timbul secara sporadis, namun predisposisi genetik pada keluarga telah ditemukan.

Keloid disebabkan oleh adanya deposisi kolagen yang berlebihan, sedangkan penyebab terjadinya deposisi kolagen ini masih belum diketahui secara jelas (11). Produksi kolagen pada penderita keloid dapat meningkat hingga lebih dari 20 kali produksi kolagen orang yang tidak menderita keloid. Fibroblas keloid memproduksi kolagen tipe I secara berlebihan, sedangkan tidak ditemukan perubahan pada kolagen tipe III. Tingkat kolagen solubel juga meningkat pada penderita keloid. Hal ini tercermin dari meningkatnya sintesis kolagen dan degradasi kolagen terpolimerisasi, atau menurunnya reaksi cross-linking.

Secara histologis, keloid terdiri dari nodul-nodul kolagen yang berpusar di jaringan mesenkim tebal yang kaya pembuluh darah dan lapisan epidermal yang menebal. Oklusi mikrovaskular juga tampak pada jaringan keloid. Oklusi ini berasal dari sel endotel yang berlebih. Hal ini menyebabkan lingkungan yang miskin oksigen pada jaringan keloid. Keadaan hipoksia jaringan inilah yang memicu fibroblas untuk memproduksi kolagen secara berlebih dan juga dapat memicu peningkatan produksi growth factor seperti vascular endothelial growth factor.

Keloid tampak seperti bengkak pada kulit, dapat berwarna merah, coklat kemerahan, atau berwarna seperti daging. Jaringan keloid terasa lunak bila disentuh, noduler, memiliki tepi yang jelas, dan dapat terasa gatal dalam proses pembentukan dan pertumbuhannya.

Jaringan keloid tumbuh pada bagian tubuh yang terluka. Namun, jaringan keloid memiliki kecenderungan untuk tumbuh pada luka di daerah tubuh tertentu, yaitu kulit dada, bahu, lengan atas, pipi, cuping telinga, dan punggung. Keloid juga sering meluas seiring dengan waktu.
01.54 | 0 komentar | Read More