Gejala Klinis
Manifestasi klinis tumor paru secara garis besar dapat dibagi atas:
1. Gejala intrapulmoner
2. Gejala intratorasik ekstrapulmoner
3. Gejala ekstratorasik non metastatik
4. Gejala ekstratorasik metastatik
1. Gejala intrapulmoner
Gejala lokal yang disebabkan tumor di paru. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pergerakan silia dan ulserasi bronkus, sehingga memudahkan terjadinya keradangan berulang. Keluhan batuk lebih dari 2 minggu merupakan gejala yang patut mendapat perhatian terutama pada kelompok populasi yang berisiko untuk mendapat tumor paru, yaitu:
a. Pria
b. Berusia > 40 tahun
c. Merokok / perokok berat
d. Bekerja pada industri yang menggunakan bahan karsinogenik
Keluhan batuk terjadi pada 70-90 % kasus. Batuk darah sebagai akibat dari ulserasi terjadi pada 6-51 % kasus. Keluhan lain adalah nyeri dada, yang bersifat “kemeng” atau nyeri tumpul, sering unilateral, tidak berbatas jelas. Nyeri dada ini terjadi pada 42-67 % kasus. Sesak napas didapatkan pada 58 % kasus, yang mungkin disebabkan oleh tumor itu sendiri atau oleh obstruksi yang ditimbulkannya ataupun atelektasis.
2. Gejala intratorasik ekstra pulmoner
Penyebaran tumor ke mediastinum akan menekan / merusak struktur –struktur di dalam mediastinum dengan akibat antara lain:
a.Trakea/bronkus
sesak, oleh karena atelektasis total
b. Esofagus
disfagia
c. N. Recurrens
parese/paralise korda vokalis yang ditandai dengan suara serak/parau
d. N. Phrenicus
parese/paralise diafragma yang ditandai dengan elevasi dari hemidiafragma dan sesak napas
e. Saraf simpatik
Sindroma Horner (enophthalmus,ptosis, miosis, anhidrosis).
Sindroma Pancoast (tumor Sulkus Superior) sebagai akibat dari perluasan lokal tumor paru pada apex paru dengan keterlibatan nervus servikal 8 dan torakal 1dan 2, dengan nyeri pada bahu yang menjalar sesuai dengan perjalanan n. ulnaris, sering juga disertai dengan destruksi kosta 1 dan 2 yang terlihat secara radiologis. Sindroma Horner dan sindroma Pancoast dapat juga terjadi secara bersamaan.
f. Sindroma vena cava superior
Terjadi karena bendungan pada vena cava superior dan disertai dengan pembengkakan muka dan lengan.
g. Jantung
Gangguan fungsional, terjadi efusi perikardial
3. Gejala ekstra pulmoner non metastatik
dapat dibagi atas:
a. Manifestasi neuromuskuler
b. Manifestasi endokrin metabolik
c. Manifestasi jaringan ikat dan tulang
d. Manifestasi vaskuler dan hematologik
a. Manifestasi neuromuskuler
Insidennya sebesar 4-15 %, berupa “Neuropatia karsinomatosa” terutama didapatkan pada kasus lanjut. Bersifat progresif dan paling sering didapatkan pada karsinoma sel kecil. Sindroma neuropatia karsinomatosa terdiri dari miopatia, neuropatia perifer, degenerasi serebelar subakut, ensefalomiopatia dan mielopati nekrotik. Reseksi tumor primer dapat menghilangkan gejala-gejala ini
b. Manifestasi endokrin metabolik
Tumor pembentuk hormon dapat terjadi pada setiap organ yang mengandung sel primitive neural crest, berhubung sel-sel ini mampu mengkonsentrasikan dan mendekarboksilasi precursor dari amine biogenik, maka sel ini lebih dikenal sebagai sel APUD (Amine Precursor Uptake and Decarboxylation cells).
Manifestasi endokrin dapat berupa:
- Sindroma Cushing
- Sindroma karsinoid
- Hiperparatiroid dengan hiperkalsemia
- SIADH (Syndrome of Inappropriate Secretion of Anti Diuretic Hormone) dengan hiponatremia
- Sekresi insulin dengan hipoglikemia
- Sekresi gonadotropin berlebih dengan ginekomastia
- Sekresi melanocyte stimulating hormone dengan hiperpigmentasi kulit
c. Manifestasi jaringan ikat dan tulang
Manifestasi yang paling terkenal adalah hypertrophic pulmonary osteoarthropathy (biasanya terdapat pada adenokarsinoma). Kelainan ini berhubungan dengan peningkatan kadar human growth hormone yang imunoreaktif di dalam plasma. Secara radiologik didapatkan pembentukan tulang baru sub-periosteal, terutama tulang-tulang ekstremitas bagian distal, yaitu jari-jari (jari tabuh).
Manifestasi tulang dan jaringan ikat yang lebih jarang antara lain acanthosis negricans dan scleroderma.
d. Manifestasi vaskuler dan hematologik
Tidak begitu sering didapatkan. Namun dapat terjadi pada 1-8 % penderita dalam bentuk migratory thrombophlebitis (Trousseau’s syndrome), nonbacterial thrombotic (marantic) endocarditis dengan emboli arterial, DIC (disseminated intravascular coagulation) dengan perdarahan, dan anemia, granulositosis, dan leukoeritroblastosis.
4. Gejala ekstratorasik metastatik
Tumor paru merupakan tumor yang mempunyai hubungan langsung dengan sirkulasi arterial, sehingga dapat menyebar hampir ke semua organ, terutama otak, hati, dan tulang.
Tumor Paru
Written By Anatomic on Selasa, 29 Maret 2011 | 09.21
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar