Stroke Penyakit yang Sering Didahului dengan Darah Tinggi (Hipertensi) Sering Dijumpai pada Usia Lanjut

Written By Anatomic on Jumat, 01 April 2011 | 10.41

Stroke penyakit yang sering didahului dengan darah tinggi (Hipertensi) sering dijumpai pada usia lanjut. kita perlu mengetahui tanda dan gejalanya sehingga dapat mengenali penyakit ini dan mencegah kematian yang disebabkan oleh Stroke karena pengobatan dini dapat memperkecil resiko kematian pada penderita Stroke. Berikut ini adalah contoh kasus yang terjadi di masyarakat:

Seorang pasien perempuan, 65 tahun dibawa keluarganya ke RS. Dokter Soetomo dengan keluhan utama lemah, tangan kanan dan kaki kanan mendadak lemah Keluhan dirasakan sejak pukul 18.00 WIB sebelum MRS. Keluhan ini datang mendadak pada saat penderita sedang ngobrol akan duduk. Selain itu penderita merasa mulut mencong ke kanan dan bicara pelo. Tidak ada sakit kepala, mual, muntah, kejang, demam, sebelumnya. Pencerita menderita Hipertensi, dan tidak terkontrol.



Disebut stroke karena sesuai dengan definisi WHO, yaitu :

1.Onset mendadak.

2.terdapat defisit neurologik fokal berupa hemiparese dextra, paresis N.VII dextra sentral, paresis N.XII dextra sentral (disartria lingual).

3.lama serangan > 24 jam.

4.penyebab vaskuler.


DIAGNOSIS:

Klinik : - Hemiparese dextra
- Paresis N VII dextra central
- Paresis N XII dextra central, disartria
- Hipertensi

Topis : Arteri Cerebri Media

Etiologi : CVA infark trombotik.


Terapi umum :

1.Breath.

Menjaga agar fungsi pernapasan dan oksigenasi tetap baik.


2.Blood.

Tekanan darah penderita ini cukup tinggi yaitu 150/90. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko untuk stroke trombotik maupun perdarahan. Oleh karena itu penderita ini memerlukan obat anti hipertensi. Namun penurunan tekanan darah tidak boleh terburu-buru karena justru dapat memperparah iskemi yang terjadi akibat penurunan volume darah ke otak. Jadi pada penderita ini diberikan Captopril 12,5 mg
3 kali per hari per oral.
Mengecek gula darah penderita. Bila didapatkan diabetes maka diusahakan untuk meregulasinya baik dengan insulin maupun OAD.


3.Brain.

Observasi adanya tanda-tanda peningkatan TIK yaitu nyeri kepala, muntah maupun penurunan kesadaran serta kejang.


4.Bowel.

- Diet KV 2100 kkal RG karena penderita mempunyai hipertensi. Pada penderita ini diperlukan pemasangan infuse untuk pertama kalinya sebagai jalur pemberian obat intravena. Selain itu untuk cairan diberikan RL 2 flash /hari. Bila penderita mengalami konstipasi maka bisa diberikan obat pencahar untuk mencegah penderita mengejan yang dapat meningkatkan tekanan intra cranial

- Observasi adanya hematemesis akibat perdarahan saluran cerna bagian atas yang sering ditemukan pada penderita stroke. Bila didapatkan hematemesis dapat dipasang NG tube kemudian dilakukan kumbah lambung per 6 jam serta pemberian sukralfat 4 x 1 sendok makan serta antasida 3 x 1 sendok makan.


5. Bladder.
- karena tidak didapatkan inkontinensia urine maupun retensio urine maka tidak perlu dilakukan pemasangan kateter

- observasi balance antara cairan yang masuk dan cairan yang keluar untuk mencegah komplikasi dehidrasi maupun ketidakseimbangan elektrolit


6. Bone and body skin.

- posisikan penderita tidur dengan head up 30 untuk mengurangi peningkatan TIK namun tetap menyuplai cukup darah ke otak

- Konsul rehabilitasi medis untuk latihan supaya gejala sisa yang ada minimal

- Karena penderita terdapat kelemahan pada sisi kanan dan susah untuk bergerak sendiri maka diperlukan mobilisasi pasif penderita oleh keluarga dan Rehab Medik untuk menghindari terjadinya komplikasi dekubitus.


Terapi Khusus :

1. Mencegah kerusakan lebih lanjut pada daerah iskemi :
- anti trombotik ASA 1 x 100 mg / hari per oral
- KSR 1 x 1 tablet p.o

2. Neuroprotektan : CDP-choline 2 x 250 mg / hari i.v

3. Neurotropik : Roborantia (vitamin B1, B6,B12 )

4. Rehab Medik : Mobilisasi pasif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar